Pages

Banner 468 x 60px

 

Sabtu, 25 Oktober 2014

FUNGI

1 komentar


FUNGI
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur dikatakan sebagai tumbuhan karena sel jamur memiliki dinding sel yang merupakan ciri khusus dari tumbuhan. Dinding sel jamur terdiri dari khitin, bukan selulose seperti pada tumuhan lainnya. Jamur juga tidak mempunyai klorofil maupun kromatofor. Warna yang terdapat dalam jamur yang berwarna bukanlah kromatofor melainkan senyawa aromatik. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya ada jamur bersel satu adapula yang multiseluler. Pada jamur yang terdiri dari satu sel, selnya sudah dikatakan sebagai sel sejati yang mempunyai sitoplasma dan mengandung organel-organel yang ada didalamnya. Ada yang sudah mempunyai dinding sel sejati dan ada pula yang masih mempunyai dinding semu. Pada jamur yang terdiri dari lebih dari satu sel mempunyai struktur yang khas dibanding dengan tumbuhan yang lainnya.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa,hifa-hifa tersusun teranyam membentuk suatu struktur yang disebut miselium. Setiap hifa, baik itu satu lembaran bagian dari suatu jamur terdiri dari sel-sel yang panjang yang mengandung sitoplasma. Didalam sitoplasma terdapat organel-organel sel yang umumnya terdapat pada sel sejati dan memiliki satu atau lebih inti sejati. Pada umumnya sel-sel yang menyusun hifa mempunyai tipe yang sama tetapi ada beberapa jamur yang sel-selnya membentuk struktur khusus, seperti membentuk rizoid, bagian tubuh yang berfungsi untuk melekat pada suatu substrat (bahan). Adapula jamur yang mempunyai hifa yang khusus untuk mencari makanan yang langsung menembus kedalam  sel tubuh organisme tempat hidupnya. Struktur ini disebut haustoria. Dan beberapa jamur membentuk hifa yang dapat menghasilkan spora. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dam kadangkala inti sel yang mengalir dari satu sel ke sel lainnya. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Hifa tumbuh hanya dengan memperpanjang ujungnya dan dengan membentuk cabang-cabang yang berada jauh dari ujung hifa. Pertumbuhan hifa ini tergantung dari pembelahan sel dan sitoplasmanya.
a.    Cara perkembangbiakan jamur
Cara perkembangbiakan jamur dapat digolongkan menjadi dua yaitu cara vegetatif dan cara generatif.
Perkembangbiakan secara vegetatif pada jamur dengan cara pembentukan spora.
Ada macam-macam spora yang dihasilkan oleh jamur, yaitu:
1.    Spora kembara, spora yang terdapat pada jamur yang tumbuh di dalam air.
2.    Endospora, yaitu spora yang terbentuk dalam sel tubuh jamur itu sendiri.
3.    Ascospora,yaitu spora yang terbentuk dalam badan buah berbentuk gada yang disebut ascus.
4.    Basidiospora, yaitu spora yang terbentuk dalam badan buah basidium.
5.    Konidia, yaitu ujung suatu hifa yang bersekat berfungsi sebagai spora.
Perkembangbiakan secara generatif pada jamur melalui melalui kontak gametagium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya  singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan kedua kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhirnya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan meiosis.
b.    Cara Hidup dan habitat jamur
Menyerap zat organik dari lingkungannya. Sebelum diserap, diurai terlebih dahuluoleh enzim yang dikeluarkan jamur,pencernaan ini disebut dengan pencernaanekstraseluler
Jamur bersifat Saprofit memperoleh makanan dari sisa-sisaorganisme yang mati dan bahantidak hidup (serasah, ranting, daun,pakaian, kertas, dll) _ pelapukandan pembusukan
Jamur bersifat Parasit, menyebabkan penyakit karenamemperoleh makanan dariinangnya.
Jamur bersimbiosis, jamur yang hidup bersimbiosis selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.
Habitat
§  Hidup di tempat lembab
§  Hidup di organisme hidup
§  Hidup di bangkai organisme
§  Dapat hidup di lingkungan yang asam
§  Dapat hidup di lingkungan konsentrasi gula tinggi
§  Lumut kerak (Lichen) bisa hidup di gurun, gunungsalju, kutub

c.    Klasifikasi Jamur
Klasifikasi jamur berdasarkan carareproduksi seksualnya
1.    Zygomycotina
2.    Ascomycotina
3.    Basidiomycotina
4.    Deuteromycotina
Zygomycotina
Ciri-ciri
§  Hifa tidak bersekat
§  Reproduksi aseksual:fragmentasi, spora
§  Reproduksi seksual:zigospora
§  Hidup di sisa-sisamakanan, tumbuhan, dan hewan
Peranan bagi manusia
§  Rhizopus oryzae berperan dalam Pembuatan tempe
§  Rhizopus nigricans berperan dalamPembusukanpada makanan
§  Mucor javanicus berperan dalamPembuatan tape
§  Mucor mucedo sebagai Pengurai kotoranhewan
§  Pilobolus sp sebagai Pengurai kotoranhewan
§  Mikoriza= zygomycotina + akartumbuhan, untuk membantu kesuburantanaman
Ascomycotina
Ciri-ciri:
§  Hifa bersekat melintang ataubercabang
§  Hidup saprofit, parasit, danbersimbiosis
§  Reproduksi aseksual melaluikuncup, fragmentasi dankonidiospora.
§  Reproduksi seksual melaluiaskospora.
Peranan bagi manusia
§  Neurospora crassa berperan dalampembuatan oncom
§  Saccharomyces cereviceaeberperan dalampembuatan roti danminuman beralkohol
§  Saccharomyces ellipsoideus berperan dalam pembuatan wine
§  Saccharomyces tuac berperan dalampembuatan tuak dari airbuah nira
§  Morchella esculenta, Sarcosypha coccinea untukDimakan
Basidiomycotina
Ciri-ciri:
§  Hifa bersekat melintang
§  Bentuknya ada yangpayung, kuping,setengah lingkaran.
§  Hidup saprofit padasisa-sisamahluk hidup
§  Reproduksi aseksual:konidiospora
§  Reproduksi seksual:Basidiospora
Peranan bagi manusia
§  Auricularia polytricha (jamur kuping)
§  Volvariella volvacea (jamur merang)
§  Lentinulla edodes (jamur shitake)
§  Puccinia graminis (jamur karat parasit pada daun jagung)
§  Puccinia arachidis (parasit pada kacang tanah)
Deuteromycotina
Ciri-ciri:
§  Hifa bersekat
§  Disebut juga jamur tidak sempurna (Fungi Imperfectia) karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehinggatidak dapat dibedakan antara Ascomycotina atauBasidiomycotina
Sedikit demi sedikit dengan berjalannya penelitian,beberapa spesies telah dapat dipindahkan keAscomycotina seperti:
§  Monilia sitophila Neurospora crassa (jamur oncom)
§  Aspergillus Euroticum
§  Pennicillium Talaromyces
Peranan buruk bagi manusia
§  Tinea versicolor, penyebab panu
§  Malassezia furfur, penyebab panu
§  Trichophyton sp & Microsporum sp, penyebab ketombe
§  Epidermophyton floocossum, penyebab kaki atlet
§  Aspergillus fumigatus, penyebab Infeksi Saluran Pernapasan
§  Tolypocladium inflatum, obat penekan reaksi kekebalantubuh
§  Arthrobotrys dactyloides, pemangsa cacing dengan membelit



Daftar Pustaka

Campbell Neil. A, Reece Jane. B, dan Mitchell Lawrence G, 2003, Biologi Edisi ke lima Jilid 2, Jakarta, Erlangga

Fried George. H dan Hademenos George J, Schaum’s Outlines Biologi Edisi ke dua, Jakarta, Erlangga


Read more...

Rabu, 22 Oktober 2014

KINGDOM PROTISTA

0 komentar

PROTISTA


            Kingdom protista mencakup semua spesies uniselular eukariotik. Sebagian diantara organisme itu berupa serupa dengan hewan atau protozoa yang lainnya mirip dengan tumbuhan atau alga dan yang lainnya lagi menunjukkan ciri-ciri fungi. Sejumlah ahli taksonomi menyertakan organisme-organisme yang membentuk koloni dan yang multiseluler sederhana kedalam kingdom ini.
1.    Protozoa
a.    Mastigophora
b.    Sarcodina
c.    Sporozoa
d.    Ciliata
e.    Opalinida
2.    Protista Alga
a.    Euglenophyta
b.    Pyrrophyta
c.    Chrysophyta
d.    Chlorophyta
e.    Phaeophyta
f.     Rhodophyta

3.    Protista Serupa Fungi
a.    Myxomycota
b.    Acrasiomycota
c.    Oomycota

CILIATA
Sebagian besar Ciliata berukuran mikroskopis, tetapi sepesies yang terbesar berukuran 3 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Anggota Ciliata ditandai dengan adanya organ silia (bulu getar) pada suatu tahap dalam hidupnya. Silia digunakan untuk bergerak dan mencari makan.
Struktur Tubuh Ciliata:
  1. Kebanyakan ciliata berbentuk asimetris kecuali ciliata primitif, simetrinya radial.
  2. Tubuhnya diperkuat oleh pelikel, yaitu lapisan luar yang tersusun dari sitoplasma padat.
  3. Tubuhnya diselimuti oleh silia. Silia yang menyelubungi seluruh permukaan tubuh utama disebut silia somatic.
  4. Ciliata mempunyai dua tipe inti (Nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, dan mikronukleus (inti kecil) merupakana bahan inti yang dipertukarkan selam konjungsi.
  5. Ciliata mempunyai organel yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya, yaitu vakuola kontraktil.
Klas Ciliata dibagi menjadi 4 Ordo yaitu :
  1. Ordo Holotrichida, Contoh : Paramecium caudatum, Coleps hirtus, Lacrymaria olor, Dileptus anser, Opalina.
  2. Ordo Heterotrichida, Contoh : Balantidium coli, Nyctotherus
  3. Ordo Hypotrichida, Contoh : Stylonychia mytilus, Aspidisco costata
  4. Ordo Peritrichida, Contoh : Vorticella Campanula
Dari beberapa anggota Cilliata, anggota Ciliata yang terkenal adalah  Paramaecium. Disini kelompok 3 akan menjelaskan tentang struktur morfologi dan fisiologi dari Paramecium caudatum. Adapun klasifikasi dari Paramecium caudatum adalah :
Klasifikasi :
- Kingdom : Animalia
- Filum       : Protozoa
- Class        : Infosoria   
- Ordo        : Holotrichida
- Family      : Holotrichidae
- Genus       : Paramecium  
- Spesies     : Paramecium caudatum

Ø  MORFOLOGI Paramecium caudatum
Paramecium ini berukuran sekitar 50-350 ɰm. yang telah memiliki selubung inti (Eukariot). Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Sistem reproduksi pada protista yaitu secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-layang di dalam air. Cara menangkap makanannya adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Bagian tubuh yang terlebar adalah bagian tengah dengan suatu lekukan mulut. Bagian anterior tumpul, sedangkan bagian posterior runcing. Kulitnya tipis dan elastis. Adapun yang menutupi kulit adalah rambut-rambut kecil yang jumlahnya banyak, yang disebut silia. Lubang bagian belakang disebut pori anal. Pada bagian luar paramecium ditemukan vakuola kontraktil dan kanal. Dan bagian dalam paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan, vakuola makanan, macronucleus dan mikronukleus itu sendiri. Paramecium sering disebut sepatu animalcules karena bentuknya seperti sepatu atau sandal.
Paramecium bergerak maju sambil mengadakan gerak rotasi yang arah perputarannya bila dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam. Pergerakanya tersebut terjadi karena perpaduan antara gerak silia tubuh seperti sistem dayung dan gerak silia pada oral groove yang sangat kuat.
Paramecium memakan mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan ragi. paramecium menggunakan silia untuk menyapu makanan bersama dengan air ke dalam mulut sel setelah jatuh ke dalam alur lisan. Makanan berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam sel. Jika ada cukup makanan di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran tertentu, melepaskan diri dan membentuk vakuola makanan.  Vakuola makanan berjalan menuju sel. Lalu bergerak sepanjang enzim dari sitoplasma masuk vakuola dan mencernanya. Makanan dicerna kemudian masuk ke dalam sitoplasma dan vakuola semakin kecil dan lebih kecil. Ketika vakuola mencapai pori anal limbah sisa belum dicernakan akan dihapus. Paramecium dapat mengeluarkan trichocyts ketika mereka mendeteksi makanan, dalam rangka untuk lebih menangkap mangsanya. Trichocyts ini diisi dengan protiens. Trichocysts juga dapat digunakan sebagai metode pertahanan diri. Paramecium adalah heterotrophs. bentuk umum mereka dari mangsanya adalah bakteri. Hewan ini banyak hidup di air tawar, mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk
Selain itu Paramecium juga memiliki beberapa sel dari Paramecium caudatum yang memiliki fungsi masing – masing disini akan disebutkan fungsi tersebut :
  1. Pelikel/Pelliculus – meliputi membran yang melindungi paramecium seperti kulit.
  2. Cilia – pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak dan makanan paramecium.
  3. Rongga Mulut – mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel.
  4. Mulut sel/Cytosome – untuk makanan.
  5. Cytopharynix – tekak sel.
  6. Pori Anal – untuk mengeluarkan limbah
  7. Vakuola Kontraktil (Vakuola berdenyut) – untuk mengeluarkan sisa makanan cair dengan berkontraksi/berdenyut.
  8. Vakuola Makanan – untuk mencerna makanan sambil mengedarkan ke seluruh sel.
  9. Sitoplasma – cairan antar sel yang dibutuhkan untuk komponen sel penting
  10. Trichocyst – digunakan untuk pertahanan
  11. Tenggorokan – jalan makanan menuju vakuola makanan
  12. Macronucleus – yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
  13. Mikronukleus – yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar.
Ø  FISIOLOGI Paramecium caudatum
1.      Sistem Reproduksi
Paramecium caudataum  memperbanyak diri atau bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan pembelahan biner yaitu membelah menjadi dua secara mitosis, kemudian dilanjutkan oleh makronukleis secara amitosis. Tampak satu sel membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus yang membelah dan diikuti oleh pembelahan makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi penggentingan membran plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak tersebut identik dan alat sel lainnya mempunyai dua nukleus sitoplasma.
Selain itu dapat pula berkembang biak secara konjugasi (Jasin, 2007). Konjugasi pada Paramecium sebagai berikut:
  1. Paramaecium berdekatan dan saling menempelkan bagian mulutnya
  2. Mikronukleus membelah berturut-turut menjadi empat mikronukleus, makronukleusnya lenyap/menghilang
  3. Tiga mikronukleus lenyap, satu mikronukleus membelah lagi menjadi dua mikronukleus yang berbeda ukurannya (besar dan kecil), kemudian mikronukleus yang kecil dipertukarkan antar dua Paramaecium yang berlekatan tadi sehingga menghasilkan zigot nukleus. Setelah itu Paramaecium memisah.
  4. Selanjutnya zigot nukleus membelah tiga kali berturutturut menghasilkan delapan inti baru
  5. Kemudian tiga inti lenyap, empat inti bergabung menjadi makronukleus dan satu inti menjadi mikronukleus.
  6. Pada akhirnya Paramaecium akan membelah dua kali berturut-turut yang menghasilkan empat Paramaecium baru.

2.Sistem Pernapasan
Melakukan pertukaran oksigen dengan jalan difusi (Jasin, 1992).
3.Sistem Pencernaan
Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanan dalam paramecium, biasanya dilakukan suatu praktikum sederhana yang diawali dengan pembuatan sediaan makanan paramecium yang berupa ragi (yeast). Selanjutnya, pada sediaan makanan ditambahkan Congo Red. Congo Red merupakan indikator Ph yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan Ph pada saat terjadi proses pencernaan makanan dalam vakuola makanan paramecium berdasarkan pada perubahan warna yang ditimbulkan. Congo red memiliki sifat asam dengan Ph antara 3 – 5,2. Pada Ph 5, Congo Red akan berwarna ungu dan akan berwarna biru pada Ph dibawah 3.
Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi.
Dalam praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan (Soewolo, 2000 : 158).
Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar 5 (Istanti, 1999). Jadi ketika sediaan makanan berupa ragi dan Congo Red masuk ke dalam vakuola makanan, keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan berubah menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh lisosom. Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola makanan kembali menjadi basa.
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi ( Wulangi, 1993 ; 97).


Daftar Pustaka
Campbell Neil. A, Reece Jane. B, dan Mitchell Lawrence G, 2003, Biologi Edisi ke lima Jilid 2, Jakarta, Erlangga
Fried George. H dan Hademenos George J, Schaum’s Outlines Biologi Edisi ke dua, Jakarta, Erlangga
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung : ALFABETA

Read more...